By : Lutfiana Dwi Setyarini
D3 Kebidanan Poltekkes Majapahit
Mojokerto, 13 November 13
D3 Kebidanan Poltekkes Majapahit
Mojokerto, 13 November 13
A. Definisi
Hemangioma
adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan
pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%). Biasanya Hemangioma sudah
nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah
kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh,
seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya hemangioma tidak
membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah
kelahiran.
Hemangioma
infantil adalah neoplasma vaskuler jinak yang memiliki perjalanan klinis
karakteristik ditandai dengan proliferasi awal dan diikuti dengan involusi
spontan. Selama fase proliferatif pada periode neonatal atau awal masa bayi,
proliferasi sel endotel cepat membagi bertanggung jawab untuk pembesaran
hemangioma kekanak-kanakan. Akhirnya, fase involusional terjadi, dimana
hemangioma infantil kebanyakan klinis diselesaikan pada usia 9 tahun.
Hemangioma
adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan hemangioma paling infantil
secara medis tidak signifikan. Kadang-kadang hemangioma anak-anak mungkin
menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah, menyebabkan output tinggi
gagal jantung atau kelainan struktural yang signifikan atau cacat. Jarang,
hemangioma infantil kulit dapat dikaitkan dengan satu atau lebih kelainan
kongenital yang mendasari.
B. Etiologi
Penyebab
hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki
peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast
Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai
peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan
angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya
gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth
factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.
Ada
beberapa hipotesis yang dikemukakan mengenai patofisiologi dari hemangioma,
diantaranya menyatakan bahwa proses ini diawali dengan suatu proliferasi dari
sel-sel endotelium yang belum teratur dan dengan perjalanan waktu menjadi
teratur dengan membentuk pembuluh darah yang berbentuk lobus dengan lumen yang
berisi sel-sel darah. Sifat pertumbuhan endotelium tersebut jinak dan memiliki
membran basalis tipis. Proliferasi tersebut akan melambat dan akhirnya
berhenti.
Hipotesis
dari Takahashi menyatakan bahwa dalam trimester terakhir dari kehamilan, di
dalam fetus terbentuk endotelium immature bersama dengan pericyte yang juga
immature yang memiliki kemampuan melakukan proliferasi terbatas dimulai pada
usia 8 bulan sampai dengan 18 bulan pertama masa kehidupan setelah dilahirkan
maka pada usia demikian terbentuk hemangioma.
Selama
aktivitas proliferasi endotelium terjadi influks sejumlah sel mast dan tissue
inhibitors of metalloproteinase (TIMP atau inhibitor pertumbuhan jaringan).
Proliferasi endotelium kembali normal setelah fase proliferasi berhenti atau
involusi. Sebagian besar hemangioma akan mengalami involusi spontan pada usia
5-7 tahun atau sampai usia 10-12 tahun.
C. Tanda-tanda
Tampak seperti tanda
lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12 bulan.
1. Pertumbuhan
ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan tumor ini menciut pada
usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 10-13 tahun.
2. Adanya
pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur (kadang
disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti buah stroberi).
3. Pembuluh
darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit. Saat
hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna akhir itu
umumnya akan hilang saat anak berusia 7 tahun.
4. Untuk
hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma dalam),
terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit tapi terkadang juga malah
tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia
2-4 bulan
D. Patofisiologis
Hemangioma merupakan
sisa-sisa jaringan “vaso formative”dari jaringan mesidermal dan mempunyai
kemampuan untuk berkembang.
Macam-macam Hemangioma :
1. Hemangioma
kapiler
a) Strawberry
hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapilar
terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai
bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala,
tegang, dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran
dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang, dan
ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya
warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.
b) Granuloma
piogenik
Lesi ini terjadi akibat
proliferasi kapilar yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena
proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya
solitar, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan sering mengalami
trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat.
Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah
berdarah.
2. Hemangioma
kavernosum
Lesi ini tidak berbatas
tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah ampai
ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila dilepas.
Lesi terdiri tas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang
mengadakan involusi spontan.
3. Hemangioma
campuran
Jenis ini terdiri atas
campuran antara jenis kapilar dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga
terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada
ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitar, dapat terjadi sejak lahir
atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang
kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan
verukosa.
E. Faktor
predisposisi
1. Perdarahan.
2. Pada
tempat tertentu, dapat mengganggu fungsi, seperti : ambliopia, sesak nafas,
gangguan kencing.
3. Trombositopenia,
D.I.C.
F. Pencegahan
Untuk
mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi,
jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan
yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi
dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih
lanjut. Dalam banyak kasus perlakuan tidak akan ditunjukkan. Jika pengobatan
diperlukan, bagaimanapun, mungkin meliputi:
a. Kortison:
Injeksi ke hemangioma
atau diberikan secara oral melalui mulut. Jika diberikan secara oral untuk
waktu yang lama memiliki efek samping termasuk peningkatan risiko infeksi
sistemik, tekanan darah tinggi, diabetes, nafsu makan meningkat, iritasi
lambung, penekanan pertumbuhan, dll
b. Berdenyut
Dye Laser Therapy:
Terapi ini memperlakukan
pembuluh darah dangkal terbaik. Jika perawatan ini dianjurkan biasanya
diperuntukkan bagi komponen dangkal hemangioma, ditandai dengan lesi, datar
merah. Hal ini biasanya diberikan dalam serangkaian perawatan laser jarak 2-4
minggu.
c. Antibiotik:
Jika hemangioma yang
terinfeksi dan membukanya dapat diobati dengan kursus singkat antibiotik dan
pembersihan luka sehari-hari.
d. Alpha
Interferon:
Terapi ini terbatas pada
yang paling parah dan hemangioma berpotensi mengancam kehidupan. Ini melibatkan
pemberian obat sistemik melalui tembakan harian, biasanya ke kaki, selama
beberapa bulan. Hal ini biasanya diberikan kepada bayi oleh orang tua di bawah
arahan dan pengawasan dokter. Terapi ini memiliki efek samping yang serius yang
potensial termasuk efek neurologis, kelainan darah dan lain-lain.
e. Operasi
pengangkatan:
Dalam kasus yang jarang,
hemangioma dapat diangkat dengan operasi terutama jika mereka tidak mungkin
untuk menyelesaikan secara spontan atau menimbulkan distorsi jaringan
signifikan dan deformasi.
G. Asuhan/Penanganan
1. Edukasi
dan Observasi
Perjalanan
alamiah penyakit ini munculnya cepat setelah bayi lahir dan menetap hingga usia
balita, antara usia 5-7 tahun. Hemangiomainfantil dengan ukuran yang kecil
sebaiknya dilakukan observasi saja khususnya pada fase proliferasi dan fase
involusi. Setelah sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya mengalami
kecacatan yang minimal. Orang tua pasien perlu diberikan penjelasan mengenai
penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga tidak terjadi kecemasan. Memotivasi
orangtua pasien untuk memeriksakan secara berkala untuk follow-up perkembangan
hemangioma infantil perlu dilakukan. Pemeriksaan yanglebih sering perlu
dilakukan apabila lesi besar, mengalami ulserasi,multipel, atau terletak pada
struktur anatomi yang vital.
Pada
perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi
regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai
umur 5 tahun.
2. Terapi
Kortikosteroid
Hemangioma
infantil yang sensitif akan memperlihatkan respon terapi pada beberapa hari
pemberian kortikosteroid. Jika tidak ada responyang berupa memudarnya warna,
menjadi lembut, atau berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus dihentikan.
Jika respon terapi tampak,maka dosis dan durasi pemberian kortikosteroid
dipertahankan sesuaidengan lokasi dan maturitas hemangioma infantil. Terapi
kortikosteroiddapat diberikan dalam bentuk :
a) Kortikosteroid
topical, beberapa penelitian melaporkan bahwa golongan superpotensial efektif
untuk pengobatan hemangioma superfisialis dengan ukuran relatif kecil.
b) Kortikosteroid
injeksi pada lesi,
Triamcinolone 10-20 mg/mL
dengan dosis maksimal 5 mg/kgBB dapat diberikan padahemangioma yang meluas
dengan cepat dan menimbulkankomplikasi berupa ulserasi.
c) Kortikosteroid
sistemik, merupakan terapi lini pertama untuk hemangioma infantil yang besar,
destruktif, atau mengancam jiwa.Prednison dapat diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari pada pagihari selama 4 – 6 minggu. Selanjutnya dilakukan tapering
dosisselama beberapa bulan.
3. Recombinant
Interferon Alfa-2a
a) Recombinant
interferon alpha-2a(IFN) merupakan agen baru untuk terapi hemangioma
infantil yang besar dan mengancam nyawa. Pemberian IFN tidak boleh di kombinasikan
dengan kortikosteroid. Bila INF akan diberikan, perlu secepatnya dilakukan
tappering off dosis kortikosteroid.Mekanisme kerja IFN akan mempercepat
timbulnya fase involusi padahemangioma infantil. Indikasi terapi antara lain:
1) Tidak
respon kortikosteroid
2) Kontraindikasi
pemberian kortikosteroid jangka panjang
3) Komplikasi
pada pemberian kortikosteroid
4) Penolakan
dari orang tua dengan penggunaan terapi kortikosteroid.
4. Terapi
Bedah
Tindakan
bedah yang dapat dilakukan adalah operasi eksisi, terutama pada hemangioma
infantil yang tidak mengalami involusi komplet, hemangioma infantil yang
memberi pengaruh kosmetik pada wajah,hemangioma infantil yang berlokasi pada
region periorbita, hidung, mulut,saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan
hemangioma infantil yang mengancam jiwa anak.
Indikasi :
a) Terdapat
tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi
menjadi 3-4 kali lebih besar.
b) Hemangioma
raksasa dengan trombositopenia.
c) Tidak
ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
5. Terapi
Radiasi
Terapi
ini masih kontroversial, meskipun sampai saat ini masih sering dilakukan.
Komplikasi yang terjadi dapat berupa kerusakan epipisis, mamae, gonade, kulit,
lensa mata, dan glandula tiroid. Komplikasi berupa karsinoma dan sarkoma pernah
dilaporkan.
Pengobatan radiasi pada
tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena :
a) Penyinaran
berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat
aktif
b) Komplikasi
berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama
c) Menimbulkan
fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan
suatu tindakan.
Literatur :
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana
Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku
Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta
Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Long, Barbara C. 1996. Perawatan
Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. 1999. Kapita
Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.1994.
Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah.
Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr
Soetomo SurabayaJ.Kushner, DKK .1999.Hemangiomas in Children. Balai
Penerbit FKUI.
Hamzah, Mochtar 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Balai Penerbit FKUI.
'' terimakasihhhh.....semOga bermanfaat yahhh teman-teman :)